1. Cara mengetahui potensi diri
ada beberapa cara untuk mengetahui, menilai atau mengukur dengan akurat berbagi kelebihan dan kelemahannya (www.pdfssearch.com/23-04-2011). Adapun cara-caranya adalah sebagai berikut:
Introspeksi diri (pengukuran individual)
Dalam cara ini, individu meluangkan waktu untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukannya, apa yang telah ia capai dan apa yang ia miliki sebagai suatu kelebihan yang dapat mendukung dan apa yang ia miliki sebagai suatu kekurangan yang menghambat tercapainya prestasi tinggi. Cara ini efektif bila individu bersikap jujur, terbuka pada dirinya sendiri, mau dengan sungguh-sungguh memperhatikan kata hati.
Feedback dari orang lain
Dalam cara ini seseorang meminta masukan berupa informasi atau data penilaian tentang dirinya dari orang lain. Masukan berupa umpan balik (feedback) ini meliputi segala sesuatu tentang sikap dan perilaku seseorang yang tampak, dipersepsi oleh orang lain yang bertemu, berinteraksi dengannya. Cara ini bertujuan untuk membantu seseorang menelaah dan memperbaiki.
Tes Psikologi
Tes Psikologi yang mengukur potensi psikologis individu dapat memberi gambaran kekuatan dan kelemahan individu pada berbagai aspek psikologis seperti kecerdasan/ kemampuan intelektual (kemampuan analisa, logika berpikir, berpikir kreatif, berpikir numerikal), potensi kerja (vitalitas, sumber energy kerja, motivasi, ketahanan terhadap stress kerja), kemampuan sosiabilitas (stabilitas emosi, kepekaan perasaan, kemampuan membina relasi sosial) dan potensi kepemimpinan tingkah laku.
2. Hambatan dalam pengembangan potensi diri
Menurut Sugiharso, dkk (2009: 127-128) hambatan-hambatan yang sering muncul sebagai penghalang dalam pengembangan potensi diri adalah sebagai berikut:
1) Hambatan yang berasal dari diri sendiri
2) Hambatan dari luar diri sendiri
3. Cara mengembangkan potensi diri
La Rose (dalam Sugiharso, dkk., 2009: 126) menjelaskan bahwa, pengembangan diri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu:
1) Bergaul dengan yang bukan satu profesi.
2) Pilihlah teman yang bisa diajak diskusi.
3) Bersikap dan berfikir posistif tentang sesama.
4) Biasakan mengucapkan terimakasih.
5) Biasakan mengatakan hal-hal yang menghargai orang lain.
6) Biasakan berbicara aktif.
4. Mengubah hambatan jadi peluang
Menurut Paul G. Stoltz (dalam Mulyaningtyas & Yusuf Purnomo, 2007: 94) kesuksesan seseorang tidak hanya dengan 4Q tetapi juga dengan AQ (Adversity Questions). Paul membagi orang dalam tiga golongan: Quitters, campers &climbers.